Klub-klub Liga Inggris Yang Memiliki Dominan Juara Bertahan Sepanjang Musim

Saat ini klub liga Inggris, Liverpool sedang mengalami masalah yang rumit untuk musim ini. The Reds masih memerlukan 18 poin lagi untuk memastikan mendapatkan gelar pada musim ini.

Peluang Liverpool untuk memiliki kekuasaan semakin besar setelah Manchester City takluk dengan skor akhir 0-2 saat melakukan aksi dikandang Tottenhan Hotspur dipekan ke-25 Liga Inggris, Senin (03/02/2020) WIB dinihari.

Dengan kekalahan tersebut membuat Liverpool hanya unggul 22 poin diposisi puncak kemenangan dan diposisi kedua ditempati oleh Manchester City.

Membahas sepanjang sejarah sepak bola Inggris ada beberapa moment dimana ketika sebuah tim mampu memenangkan ajang Liga Domestik dengan mudah.

Dilansir oleh medida Four Four Two, berikut beberapa gelar liga termudah dalam sepanjang sejarah sepak bila Inggris:

Preston North End (1888 – 1989)

Dimusim pembuka ajang di devisi pertama, Preston North End sangat mendominan memenangi ajang. Mereka mampu menyelasaikan ajang Liga tertinggi di Inggris tanpa adanya kekalahan dari 22 laga yang mereka jalani.

Preston berhasil mencetak gol terbanyak dibandingkan dengan tim lainnya dan hanya mengalami paling sedikit kebobolan. Mereka akhirnya menyelasaikan musim tersebut dengan menjuarai ajang Liga dan sekaligus memboyong Piala FA.

Aston Villa (1896 – 1897)

Aston Villa menjadi klub kedua setelah Preston yang berhasil memenangkan ajang Liga dan Piala FA. Dimusim tersebut, Mereka hanya mengalami empat kali kekalahan diajang Liga.

Saat itu, Aston Villa menjadi juara dengan berhasil mengantongi 11 poin diperingkat kedua. Mengingat kembali, saat itu kemenangan masih dihargai dengan dua poin.

Pada musim tersebut, Sheffield United menempati posisi kedua dengan total 13 kali kemenangan dari 30 laga yang mereka jalani.

Sunderland (1935 – 1936)

Sunderland sempat memegang dominasi didevisi teratas diajang Liga Inggris diakhir abad ke-19. Tetapi setelah itu mereka harus puasa gelar sejam musim 1913.

Johnny Cochrane berusaha keras untuk bisa membangkitkan tim saat dirinya dirujuk sebagai manajer dimusim 1928. Setalah tujuh tahun berselang, Sunderland menjadi perantara runner up ajang liga, tepatnya dimusim 1934-1935. Tahun tersebut, Sunderland harus kalah bersaing dengan Arsenal.

Namun dimusim berikutnya, Mereka benar-benar bangkit dengan berhasil menyelesaikan laga sebagai kampiun untuk juara dan unggul 8 poin dengan total 15 poin jika mereka menang dan dihargai dengan tambahan 3 poin.

Drama Gol Duel Chelsea Kontra Leicester City

Chelsea harus terima kegagalan untuk mendapatkan tiga poin saat bertandang kemarkas Leicester City di King Power Stadium dipekan ke-25 ajang Premier League. Laga yang berlangsung pada Sabtu, (01/02/2020) ini harus berakhir dengan skor imbang 2-2.

Hasil imbang ini membuat posisi untuk kedua tim dipapan klasemen sementara Premier League ini tak berubah. Saat ini Leicester City berada diposisi ke-3 dengan total 49 poin sedangkan Chelsea berada diposisi ke-4 dengan total 41 poin dipapan klasemen sementara.

Diawal laga, kedua tim ini tidak mampu menembus pertahanan lawan. Memasuki menit ke-23, Leicester City memiliki peluang  dari sepakan bola kaki kanan Ricardo Pereira. Namun peluang tersebut tidak bisa dimanfaatkan dengan baik.

Selang dua menit selanjutnya, kiper Chelsea, Wilfredo Caballero berhasil melakukan tindakan penyelamatan yang gemilang. Dia berhasil menepis sepakan dari jarak dekat dari striker Leicester City, Jamie Vardy.

Chelsea berhasil mendapatkan peluang pertama dimenit ke-31. Namun sayangnya peluang tersebut tidak bisa dimanfaatkan dengan baik dan masih bisa ditangkap pleh kiper Leicester City, Kasper Schemichel.  Sampai berakhirnya babak pertama, skor imbang kacamata pun tidak berubah.

Memasuki babak  kedua tepatnya semenit berjalannya laga, Chelsea berhasil unggul. Eksekusi dengan sepak pojok Mason Mount berhasil ditanduk oleh Antonio Rudiger kedalam gawang Leicester.

Namun, kunggulan yang dipegang oleh Tuan Rumah tidak bisa bertahan lama. Leicester berhasil menyamakan kedudukan dimenit ke-54 melalui bola yang dihasilkan oleh sepakan kaki kanan Harvey Barnes dari kotak pinalti Chelsea.

Kemudian Leicester kembali memegang kunggulan dimenit ke-64. Mereka mendapatkan umpan silang dari Youri Tielemans, bola yang dihasilkan dari Ben Chiwell berhasil merobek gawang dari tim besutan Frank Lampard.

Memasuki menit ke-71, Chelsea berhasil menyeimbangkan kedudukan. Sepakan pojok dari Mason Mount berhasil disundul oleh Antonio Rudiger yang harus gagal dihentikan oleh Kasper Chemichel.

Tuan Rumah kembali memiliki peluang emas dimenit ke-80. Jamie Vardy berhasil memanfaatkan umpan silang yang disambar dengan sepakan dari Harvey Barnes. Namun sayangnya, bola dari hasil sepakan salah satu pemain Leicester harus melenceng tipis kearah sebelah kanan gawang Chelsea.

Sampai berakhirnya babak kedua, kedua tim masih belum mampu mencetak gol lagi. Laga tersebut harus berakhir dengan skor imbang yaiut 2 – 2.